Napi kabur saat gempa Palu
Gempa berkekuatan 7,7 SR berpusat di laut Donggala
yang mengakibatkan tsunami di Pantai Palu, Sulawesi Tengah telah melumpuhkan
kota Palu. Korban luka-luka dan meninggal sebagian besar masih belum
dievakuasi. Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG), tsunami tersebut terjadi beberapa menit setelah gempa besar berkekuatan
7,7 SR mengguncang Kabupaten Donggala, Kota Palu dan sekitarnya pada pukul
17.02 WIB. Titik pusat gempa sendiri berada di kedalaman 10 km, tepatnya 27 km
Timur Laut Donggala. Tsunami yang terjadi tersebut cukup tinggi dengan
ketinggian antara 1,5 meter sampai 2 meter. Saat ini ada empat daerah yang
terdampak paling parah setelah gempa dan tsunami yang mengguncang Palu dan
Donggala tersebut. Yakni Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Parigi
Moutong dan Mamuju Utara. Disisi lain gempa bumi dan tsunami yang menghantam
Palu membuka kesempatan bagi lebih dari 1.000 narapidana melarikan diri.
Sekitar 1.200 narapidana Indonesia melarikan diri dari tiga fasilitas penjara
yang berbeda di Sulawesi yang hancur setelah wilayah itu diguncang gempa bumi
dan tsunami yang kuat. Pihak berwenang mengatakan tahanan telah memanfaatkan
kesempatan kali ini untuk membebaskan diri. Sebuah penjara di kota Palu yang
dibangun untuk menampung hanya 120 orang menjadi saksi ketika sebagian besar
dari 581 narapidana menyerbu penjaga dan melarikan diri melalui dinding yang
runtuh oleh guncangan berkekuatan 7,5 yang sangat besar.
Saat gempa bumi menghantam Donggala, 360 tahanan
mengamuk dan membakar penjara, menuntut untuk dikeluarkan. Sekarang bangunan
penjara itu rusak dan tidak ditempati. Namun, para narapidana yang telah bebas
mengembalikan diri, ingin menyelesaikan masa hukuman mereka. Tidak setiap hari
Anda melihat tahanan yang terbebas, berjalan kembali ke dalam penjara mereka.
Tetapi sekitar 80 narapidana dari Penjara Distrik Donggala di Indonesia
melakukan hal itu. Mereka berkumpul di halaman rumput penjara, dan berniat
kembali untuk menghabiskan masa tahanan mereka. Kaburnya para napi dikarenakan Donggala
terletak dekat dengan pusat gempa, di mana getarannya terasa paling keras. Para
tahanan yang putus asa pun rusuh dan berusaha keluar. Kepala penjara mengatakan
bahwa ketika ketegangan meningkat di dalam penjara, dia memohon kesabaran
tetapi disambut oleh sekelompok narapidana yang tidak bisa dikendalikan. Pertama,
satu blok sel dibakar. Kemudian para tahanan membakar lapangan sepakbola di
belakang. Setelah itu, mereka kembali ke penjara lagi untuk membakar blok sel
lain.
Kepala Penjara Distrik Donggala, berbicara kepada
narapidana yang kembali berkumpul di halaman penjara. Dia mendesak mereka untuk
mendorong sesama narapidana untuk menyerahkan diri, dan memberitahu para
narapidana yang bebas untuk kembali.namun peringatan tersebut tak digubris oleh
para napi. Bahkan beberapa napi memakai topeng ninja dan berteriak untuk
menyerang petugas penjara, akhirnya dalam situasi ricuh tersebut para petugas
memutuskan untuk membukakan pintu dan membiarkan mereka keluar, daripada
berisiko adanya korban. Para tahanan yang kabur itu sebagian besar karena
khawatir akan keluarga mereka, dan karena desas-desus. Rumor telah menyebar
bahwa narapidana di penjara lain telah dibebaskan untuk memeriksa orang-orang
yang mereka cintai. Kerusuhan dan pembakaran telah membuat penjara tidak bisa
dihuni. Lalu kepala penjara mengatakan kepada para napi bahwa mereka semua
bebas pergi dan mengunjungi keluarga mereka, dengan syarat mereka kembali dan
secara teratur melaporkan status mereka. Sekitar seperempat dari tahanan
melaporkan diri kembali setiap hari, seiring mereka menunggu dipindahkan ke
penjara lain. Donggala adalah penjara keamanan kelas menengah. Tidak ada
pembunuh atau pemerkosa, para narapidana yang berada di penjara tersebut
sebagian besar dihukum karena pelanggaran kecil.
Comments
Post a Comment